Kamis, 02 Juli 2020

Cinta Pertama dan Terakhirku Berondong (Part 2)







Setelah beberapa bulan dari kejadian di taman. Kami rutin bertemu setiap hari.. Billy mulai masuk ke perguruan negri kedokteran di Jakarta pusat dan saya focus dengan mencari kerja. Sejauh ini kami belum memberitahukan keluarga kami masing – masing. Billy sangat memprioritaskan aq, bila dia sudah tidak ada kelas dia pasti mampir kerumah hanya untuk melihatku sedang apa. Dia diluar aq dikamar. Kebetulan kamar aq menghadap ke depan rumah jadi kalau dia ad didepan rumah aq bisa melihatnya. Cuma dadah sambil telpon – telponan aja udah seneng banget kami. Karena kami tidak memberitahukan hubungan kami keorang tua jadinya kami selalu ketemuan diluar. Sebenernya billy selalu ngajak aq untuk kerumah dia tapi aq selalu menolak. Aq belum siap, belum siap mendengar kalimat “kok dia lebih tua dari kamu bil?” Atau “kamu ga bisa cari yang seumuran bil?”. Ya kalimat semacam itu yang membuat aq takut.
Setelah 3 tahun berlalu, di tahun 2012 billy sudah mulai Ko’as, dan aq sudah bekerja disalah satu bank swasta. Aq sudah mulai memikirkan hubungan kami lebih serius. Capek juga menolak ajakan billy untuk berkenalan dengan keluarga nya ataupun berkenalan dengan keluarga aq. Lagipula panampilan billy sudah cukup meyakinkan dengan brewok yang dia pelihara jadi terlihat lebih tua dari umurnya. Jadi, aq cukup berani.
Hari ini kami janjian pulang nya akan kerumahku. Aq akan mengenalkan dia ke orang tuaku dirumah. Degdegan sih karena ini pertama kali aq ajak laki-laki kerumah yang notabenenya dia adalah pacar aq. Ga perlu menunggu lama dari waktu kerja ku berakhir Billy datang menjemputku. Dengan senyumnya dia menunggu aq berjalan menuju mobilnya.
“Hi sayang, capek ya?” Tanya billy,
“nggak kok” jawabku sambil merapihkan dudukku dan menaruh tasku jok kebelakang.
“ kita bawain apa ke mama kamu yang? Aq ga ngerti nih…” ucap billy,
“aq juga ga tau bingung, ga usah bawa apa apa deh ya. Kan Cuma ngenalin aja…”
Belum selesai aq selesaikan kalimatku, hapeku bordering. Dan aq lihat bunda aq yang telpon. Langsung aq kaget dan degdegan kok bunda kayak ada feeling ya….
“yang bunda telpon?” Sambil menunjukkan hape ku ke Billy
“angkat yang masa malah panic sih kamu…” ujar billy
“ iya aq kaget yang… halo bun..” Jawabku sambil angkat telpon.
“kim.. Ayah sama bunda baru pulang dari rumah sakit. Tolong beliin makan malam ya di restoran ri*** yang di senen. Bunda tadi bawa bibik ke rumah sakit buat nemenin bunda jadi ga ada yang masak kim” ucap bunda.
“ ayah kenapa bun ? Kok sampai dibawa kerumah sakit?” Tanya aq
“ Gpp sayang, tolong beliin yaa.. Nanti kalau udah dirumah bunda certain.” Jawab bunda dengan nada yang super lembutnya yang selalu membuat aq tenang.
“ iya bunda..” Jawab aq sambil menutup telponnya..
“ ayah kenapa yang..?” Tanya Billy
“ ga tau.. Tadi kata bunda dibawa kerumah sakit. Kita kesenen dlu ya beli makan malah” ucapku dan billy pun langsung mengarah ke resto ri***.

                Sesampainya dirumah aq langsung berlari kedalam rumah menuju kamar bunda dan ayah, sampai – sampai aq lupa membawa makanan yang aq beli dan meninggalkan billy di mobil. Sesampainya dikamar aq melihat ayah sedang tertawa sama bunda tapi muka ayah pucat.
“ayah kenapa..?” tanyaku sambil nangis dan berlari memeluk ayah. Karena ini kali pertama aq tahu ayah dibawa kerumah sakit.
“Gapapa saying, aduh.. kamu berat tauu..” menerima pelukkan ku dan tertawa.
“iihh… ayah… ayah sakit apa? bunda ayah sakit apa..?” tanyaku ke ayah bunda.
“ eh mana makanannya??? ayah laper loh” ucap bunda
astaga aq lupa bawa makanannya, sontak aq berdiri dan menepuk kepala ku.
“astaga, aq lupa bun ada dimobil..” jawabku
“ mobil siapa? kamu hari ini kan ga bawa mobil?” Tanya ayah
“hhhmm…… bentar ya…” aq gugup jawabnya dan berlari keluar kamar…

sesampainya diluar bibi sedang member minuman dan membawa makanan yang kami beli kebelakang untuk disiapkan.
“maaf ya sayang aq ninggalin kamu dimobil..” ucapku ke billy
Tapi billy malah berdiri dan tersenyum sambil membungkukkan badannya sepertinya sedang menyapa hormat. Aq kaget langsung berbalik badan dan ternyata ayah sedang dipapah bunda keluar kamar.  
“ loh pak dokter ada disini…?” Tanya ayah
“ eh iya pak,om…hmm” sambil bungkuk bungkuk dan salah tingkah
“ ayah kenal billy?” Tanya aq ke ayah
“ jadi dokter muda ini yang pertama kali menolong ayah di ugd rumah sakit kim. dia berusaha banget buat ayah cepet sadar. bunda cuma bisa pelukkan aj sama bibi sambil nangis. soalnya ayah pas sampe rumah tuh langsung pingsan gitu kim. ternyata ayah kecapean. dan dokter billy ini menenangkan bunda.” bunda nerangin panjang lebar sambil menuntun ayah duduk depan billy.
“saya mengucapkan terima kasih ya dok, berkat anda istri saya jadi lebih tenang dan tau harus bagaimana.” ucap ayah ke billy.
“sudah tugas saya om. terima kasih apresiasinya om.” ucap billy
“maaf dok, dokter kok bisa sampai sini? terus kok anak saya tadi manggil dokter sayang ya..” tanya bunda ke billy sambil senyum dan melirik kearah qu.
“jadi begini om dan tante. sejujurnya kami sudah mengenal 3 tahun lebih. dan selama 3 tahun ini…” ucap billy sambil melihat kearahku seperti meminta bantuan untuk menjelaskan…
“billy ini pacar aq bun,yah… kami pacaran sudah 3 tahun. dan Billy memiliki cita-cita menikah muda sebenernya. tapi aq menolak yah. karena billy lebih muda 5 tahun dari aku. “ jawabku panjang lebar.

Kalau dilihat dari wajah ayah dan bunda, sepertinya mereka tidak memiliki keraguan atau rasa tidak suka sama billy. Tapi, aq ragu karna perbedaan umur kami yang lumayan jauh.

BERSAMBUNG

ANNALIES FLEURS NORRIS

gambar hanya pemanis   ANNALIES FLEURS NORRIS Dan Aku memanggilnya Deasy   Annalies Fleurs Norris adalah seorang gadis keturunan ban...