Dulu
semua terasa sangat sempurna kehidupan aku. Walaupun tidak berlebih tapi memadai
itu sudah cukup bagiku. Tak pernah terpikir untuk memiliki semua dengan
berlebih. Yang terpenting bagiku adalah kita selalu bersama dalam suka dan duka.
Selama
ini kamu sudah menciptakan neraka bagiku tapi memberiku wangi surga. Kamu bersikap
semua baik-baik saja. Kamu sangat pandai menyembunyikan semuanya. Aku selalu
positif thinking selama ini, karna dosa bagiku kalau aku tak mempercayaimu. Walaupun
aku sadar dan merasakan ada yang tidak beres dengan mu. Aku sangat berharap
semua ini adalah mimpi burukku saja….
Sadisnya
kamu memperlakukanku seperti ini!!! Membuatku merasa tak berharga, membuat ku
merasa tidak memiliki apa-apa lagi didunia ini. Membuatku hancur sehancur
hancurnya. Terpintas dibenakku, apa alasan kamu mau menikahi aku??? Buat apa
pernyataan mu kepadaku sewaktu kita pertama kali kita yakin akan menikah. “pernikahan ini kita perjuangkan sangat luar
biasa sulitnya, banyaknya peristiwa yang bisa dijadikan pegangan agar kita bisa
ingat-ingat apabila kita bertengkar. Agar kita selalu bersama”. Sekarang yang
aku lihat hanyanya kebohongan, kepalsuan, dan penipuan yang luar biasa hebat. Aku
tak percaya kamu sanggup hidup didua sisi yang berbeda, berada di kehidupan
yang penuh kepalsuan, berada dalam keadaan yang luar biasa brengseknya.
Herannya
kamu menceritakan semua keminusan aku kedia, kamu cerita semua kehidupan kamu. Sedangkan
saat kamu bersamaku KAMU TAK PERNAH MENCERITAKAN APA APA. kewajibanmu sebagai suami adalah menutup semua aib istrimu, tapi kamu apa? tak pernah ku percaya
alasanmu mengapa kamu melakukan ini semua. Kamu bilang bertahan sama dia karena
terpaksa dan takut aku tau. Dulu kamu dekat dengan dia karena kamu selalu
sering bersama, makan bersama, simpatik karna dia memiliki anak. Lalu berlanjut
ketempat tidur. Seharusnya tidak semudah itu lelaki beristri bisa diajak tidur oleh wanita yang bukan muhrimnya. Kamu, seseorang yang aku puja dan aku banggakan ternyata seminus itu.
Seminus itu kejujuran kamu, seminus itu cinta kamu, seminus itu kepribadian mu
dan yang membuatku takut hidup bersamamu lagi adalah terlalu minus keimananmu. Aku
tak yakin kamu bisa membawaku ke syurganya ALLAH SWT. Digoda dengan wanita
seperti itu saja kamu bisa berpaling.
Aku
rela hidup sendiri tanpamu. Aku ikhlas kamu bersamanya. Tapi kamu memohon agar
kita tetap bersama. Tapi maaf aku tak bisa hidup dengan orang yang sangat
enteng melakukan dosa besar sepertimu. Aku tau aku bukannya malaikat apalagi
bidadari yang bisa sempurna. Cuma aku tau batasan diriku, aku takkan mungkin
melakukan seperti yang kamu lakukan. Aku masih takut sama Tuhanku. Dan aku tau
juga kadar keimanan ku.
Kebersamaan
kita saat ini hanya sementara. Bila aku sudah benar-benar tak bisa hidup
denganmu, aku yang akan meninggalkanmu, aku yang akan menjauh darimu. Satu hal
yang harus kamu tahu. Aku tak pernah merasakan sakit hati sampai seperti ini,
semua yang kamu lakukan kepadaku akan aku ingat sepanjang umurku. Dan aku
takkan pernah bisa memaafkan kamu. Selamanya….
NB: sengaja
tidak menuliskan siapa aku dan kamu. Narasumber meminta untuk tidak
mempublish siapa mereka. Semoga Allah SWT memberikan jalan yang terbaik untuk kalian.