Assallamuallaikum wr.wb, nama saya Aisyah, umur saya 37 tahun. Saya seorang istri dari lelaki bernama Sidiq dan ibu dari anak-anak saya abizar (10)
dan azzahra (6). Kami tinggal di Bandung. Saya bertemu dengan suami 11 tahun
lalu sewaktu ada reuni SMP. Waktu itu saya sudah memiliki kekasih dan dia juga.
Awalnya kami biasa saja, tapi sebulan kemudian dia menghubungi dan membertahukan
maksudnya ingin bertemu. Dia ingin menikah dengan saya karena dari kami pertama
kali bertemu sewaktu sekolah dulu dia sudah merasakan jatuh cinta kepada saya. Setelah
saya pertimbangkan selama sebulan. saya memutuskan akan menikah dengannya. Karena
waktu itu pacar saya tidak bisa memastikan akan kemana hubungan kami saat itu.
Singkat cerita
kami menikah 4 bulan setelah saya mengiyakan ajakan menikahnya. Kami menikah
ditahun yang sama saat kami reuni, 3 bulan setelah menikah saya hamil abizar
dan kami sangat bahagia. Sehari-hari kami lewati dengan rasa bersyukur dan
bahagia. Setelah lahirnya abizar suami di mutasi ke Jakarta dan kami sekeluarga
pun pergi kejakarta. Karena keadaan kami yang pindah dadakan kami pun tidak
sempat mencari tempat tinggal yang dekat dengan kantor suami dijakarta. Kantor berada
di Jakarta utara dan kami mendapat rumah di bekasi, tepatnya di pondok gede. 2
tahun dijakarta saya hamil anak kedua kami. Dan saat ini suami saya sudah
berubah sikap. Dan saat inilah awal terciptanya neraka dalam rumah tangga kami.
Selama saya
hamil kedua suami sering ambil lembur dikantornya, dengan alasan agar kami bisa
menabung untuk kelahiran azzahra dan mengontrak rumah didekat kantor suami yang
notabenenya memang agak mahal tinggal daerah sana. Biasanya dia bisa tiba
dirumah jam 6 sore dan paling lama setengah 7. Tapi ini bisa sampe jam 11 atau
jam 12 malam. Sampai azzahra berumur 6 tahun keadaan ini berlangsung…. Sampai tiba
saat dimana saya mendapatkan pesan whatsapp yang tidak dikenal dengan kata
“hi…”
Awalnya saya tidak menggubris
pesan itu karena tidak ada foto di profilnya. siang hari saya buka lagi pesan
itu dan saya perhatikan foto yang sudah ada. Bergetar tangan saya melihat foto
profilnya, sangat perih hati saya melihat foto itu, campur aduk rasa didalam
tubuh saya, sampai lemas badan saya, tidak bisa nangis, tidak bisa marah, tidak
bisa bicara dan tidak tau harus berbuat apa. saya melihat suami saya berpose
didepan cermin dengan merangkul wanita berhijab dengan senyum yang sangat lepas
dan bahagia. selain itu, wanita itu menggunakan kaos suami saya. tanpa pikir panjang
saya mencari kaos tersebut dilemari suami saya. dan ternyata tidak ada.
“ayah, bangun… bunda nyari kaos
ayah yang bunda beli di bandung. kemana ya yah” ucap saya seperti tidak ada
apa-apa
“yang mana bun..? coba cari lagi..
pasti ada kok dilemari…”
“ga ada yah.. mana ya..?”
“ kaos apa sih bun..?
seketika itu juga saya kasih foto
dia dan wanita itu yang saya dapat dari kontak wanita itu. mukanya datar tak
berekspresi, garuk-garuk kepala dan pergi ke toilet. saat itu amarah saya
memuncak, tangan bergetar dan saya sangat ingin mencabik-cabik dia. tapi tidak
dengan kenyataan, yang saya lakukan malah hanya bertanya..
“ini baju ayah kan?”
“iya bunda..”
“kenapa bisa dia pake?”
“dia pinjam bunda”
“bagaimana dia bisa pinjam kaos
laki-laki yang bukan mahromnya? siapa dia ayah? dia pacar ayah kan?” dengan
nada yang semakin meninggi saya meluapkan semua pertanyaan saya itu.
“…”mengangguk
seketika itu juga tangan saya
melayang kepipi imam saya, lelaki yang selama ini saya puja dan saya hormati.
seketika rasa jijik menjalar disekujur tubuh saya, disentuh dia saya ga suka,
sekuat tenaga saya menghindar segala jenis sentuhan dia. dan, saya menjauh
darinya. abizar dan azzahra sedang liburan dirumah nini nya di bandung. jadi
mereka tidak melihat pertengkaran kami.
“bunda maafin ayah, ayah bisa
jelasin semuanya, ayah terpaksa bunda, ayah terpaksa…”
“ayah tidur kan sama perempuan
ini?”
“…”mengangguk
“ayah jahat banget sama bunda,
bunda salah apa sama ayah? bunda kurang apa sama ayah? kenapa yah?? kenapa???”
“…” diam tak bergerak
“kenapa ayah bisa melakukan dosa
terbesar sebagai suami??? bunda ga nyangka ayah bisa seperti itu…!!!”
jatuh tersungkur dikaki saya dan
memeluk kaki saya.
“maafkan ayah, bunda… ayah
terpaksa… ayah terpaksa..”
“bohong … ga mungkin terpaksa
kalau bisa seperti ini..”
Selama
beberapa tahun belakangan ini dia membohongi saya, dia bilang awalnya mereka
hanya bertemu dikantin dan sering ngobrol. yang akhirnya suami tahu kalau
wanita ini adalah single parent dari seorang anak laki-laki. suami merasa iba
dan sering menitipkan sejumlah uang untuk anaknya. dan saya tak tahu bagaimana
ceritanya hingga suami saya mau diajak cek in di hotel melati untuk tidur
bersama dia. saya banyak menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan hubungan
terlarang ini. dari siapa yang bayar hotel, pake kondom atau tidak, udah
jalan-jalan kemana aja sampai menanyakan sudah seringkah mereka mandi bersama.
dan semua itu dijawab oleh dia… hancur memang hati saya saat mendengar semua
jawaban suami saya. tapi itulah cara saya mengobati rasa sakit hati saya.
setelah
1 minggu kami saling diam dan tidak membahasnya. wanita ini menghubungi saya
lagi dan meminta saya untuk menjauhi suami saya. saya bilang kalau memang suami
saya mau sama dia silahkan saja ambil. tapi saat ini saya masih berstatus istri
sahnya jadi gak ada yang bisa memerintah saya untuk menjauhi suami saya. dan
begitu terus sampai 6 bulan, wanita ini meneror saya dengan segala macam cerita
yang menyakiti hati saya. setiap malam saya selalu menangis dan berteriak
dibalik bantal. dan suami selalu meminta maaf untuk semua yang telah dia
lakukan. dia ga bisa meninggalkan wanita ini karena dia takut kehilangan saya.
dia takut wanita ini menghubungi saya dan suami saya berfikir dia bisa
menyelesaikan semuanya sendiri. itulah alasan satu-satunya saya untuk tetap
bersama dia. karena dia terjebak dan dijebak oleh wanita ini.
Ingin
rasanya saya tusuk-tusuk wanita itu. tapi saya masih takut sama Sang Maha
Pencipta ALLAH SWT. dan saya yakin ALLAH SWT akan member ganjaran yang setimpal
bagi mereka yang melakukan dosa-dosa besar dan yang telah dengan sengaja
mencoba merebut suami orang.
wanita
ini terus meneror saya melalui media social. sampai akhirnya saya meminta suami
saya menemui dia dan bicara dengan wanita itu. ternyata wanita ini behubungan
dengan suami saya masih bersuami, padahal dia bilang dia single parent dan surat
cerai baru keluar 3bulan yang lalu. suami saya pun makin merasa bersalah karena
memisahkan hubungan bapak dan anaknya. dan akhirnya wanita ini sudah habis cara
untuk mendapati suami saya, dan akhirnya dia berhenti meneror saya.
lalu
bagaimana dengan saya? saya masih mencoba menyembuhkan luka dihati saya,
mencoba memaafkan dan melupakan semuanya. hampir 3 tahun yang lalu kejadian
ini, tapi saya belum mampu. keluarga saya tak ada satu pun yang tahu kisah ini,
termasuk ibu saya. hanya orang tua suami dan 1 adik laki-laki serta 1 adik
perempuan suami yang mengetahui. mungkin mereka berfikir saya baik-baik saja.
karena saya berusaha sebaik mungkin agar tak ada satu pun yang tahu isi hati
saya. tapi yang sesungguhnya saya sudah tidak punya rasa sama suami saya, rasa saying,
sara peduli, rasa khawatir bahkan rasa mengerti pun sudah hilang. yang ada
dimata saya adalah sosok penipu yang luar biasa hebatnya. dia lupa siapa yang
meminta pernikahan ini, dia lupa siapa yang menemani dia disaat susah, dan
siapa yang menyediakan segala sesuatunya setiap hari untuk dia. dimata saya dia
hanya PECUNDANG. ya.. dia pecundang…
terima kasih sudah menulis cerita
sakit hati saya, saya hanya ingin wanita diluar sana jangan 100% mencintai
seorang manusia yang disebut laki-laki. cintailah ALLAH SWT maka kamu pasti
dapat yang terbaik dan InsyaAllah tidak akan pernah kecewa. tapi bila kamu
mencintai 1 manusia selain orang tuamu, siap-siaplah kecewa dan sakit hati…
ps: nama yang berada dicerita ini
bukan nama sebenarnya. penulis berusaha menulis semuanya secara mendetail
seperti apa yang narasumber ceritakan. maafkan kalau belum bagus tata bahasa
dan alurnya. terima kasih.